Bank Indonesia (BI) akan terus
mewaspadai tingkat inflasi ke depan yang semakin berat. Apalagi inflasi
tersebut masih dibayangi oleh perekonomian global yang masih bergejolak.
Gubernur BI Darmin Nasution
mengatakan, perekonomian Indonesia kini masih cukup mampu bertahan di tengah
perekonomian global yang bergejolak. Namun ke depan, masih ada tantangan yang
perlu diwaspadai agar tidak berpengaruh ke perekonomian dalam negeri.
"BI perlu waspada terhadap
pengendalian inflasi ke depan yang tampaknya akan tetap berat, khususnya dari
inflasi pangan (volatile food) yang cenderung meningkat. Ini masih
jadi tantangan bagi kita sebab iklim yang belum teratur dan perekonomian global
yang masih bergejolak," kata Darmin saat memberi sambutan di Rakornas Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Sahid Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Darmin mengatakan selama 2012
lalu pencapaian perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 6,2 persen dengan
tingkat inflasi sebesar 4,3 persen. Nilai tersebut sesuai dengan target inflasi
nasional sebesar 4,9 persen. Namun perekonomian Indonesia yang positif tersebut
masih dibayangi oleh defisit neraca perdagangan yang terus tertekan sejak
kuartal IV-2012.
Dengan kondisi tersebut, maka
bank sentral beserta pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan untuk
memitigasi risiko khususnya dalam hal stabilisasi harga.
"Saat ini TPID sudah
terbentuk di seluruh provinsi. Tapi nanti akan dikembangan dan dibentuk hingga
ke seluruh kabupaten atau kota seluruh Indonesia," tambahnya.
Saat ini, TPID sudah terbentuk di
53 kota dari 66 kota yang merupakan basis perhitungan inflasi dari Badan Pusat
Statistik (BPS). Jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 44
kota TPID.
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar